SOCIAL MEDIA

Monday, November 3, 2014

Graphic Novel Review: Anya's Ghost by Vera Brosgol

Judul: Anya's Ghost
Penulis: Vera Brosgol
Penerjemah: Chris Saxon
Penerbit: Secondwind
Tebal: 228
Format: Paperback
Terbit: April, 2013
Rating: 3 / 5 stars

Date started: 1 November, 2014 - Date finished: 2 November, 2014

Sinopsis:
Anya could really use a friend. But her new BFF isn't kidding about the "Forever" part...
Of all the things Anya expected to find at the bottom of an old well, a new friend was not one of them. Especially not a new friend who’s been dead for a century.
Falling down a well is bad enough, but Anya's normal life might actually be worse. She's embarrassed by her family, self-conscious about her body, and she's pretty much given up on fitting in at school. A new friend—even a ghost—is just what she needs.
Or so she thinks. Spooky, sardonic, and secretly sincere, Anya's Ghostis a wonderfully entertaining debut from author/artist Vera Brosgol.
Review:
Anya's Ghost karya Vera Brosgol ini adalah novel grafis pertamaku. Aku membeli buku ini di IIBF (Indonesia International Book Fair) 2014 hari Sabtu 1 November kemarin. IIBF ini juga merupakan book fair pertamaku dan setelah melihat bursa buku di book fair ini aku sangat terkejut betapa murahnya harga buku-buku disana. Aku kesana dalam rangka ada kopdar BBI dan tentu saja ini adalah kopdar BBI perdana juga buatku. Aren't my life full of firsts?

Orang banyak yang ngira kalo anak-anak umur lima tahun nggak mungkin bisa kejam sama anak lain, tapi gua punya bukti kuat kalo mereka bisa.
But anyway, alasan aku membeli buku ini adalah karena sehari sebelum aku ke book fair ini aku menonton channel booktube jessethereader yang berjudul GRAPHIC NOVEL AND MANGA HAUL. Beruntung kan pada saat aku ke IIBF eh, malah menemukan salah satu novel grafis yang ada di video itu, tanpa pikir panjang aku langsung membelinya karena harganya hanya Rp 15,000 and for my first graphic novel it wasn't a bad start!

Tampilan gambar di buku Anya's Ghost. It's in black & white
Anya's Ghost bercerita tentang seorang murid SMA di Amerika yang sebenarnya berasal dari Rusia. Anya sebenarnya memiliki beberapa sifat tipikal anak remaja pada umumnya, dia very self-conscious tentang tubuhnya, naksir anak populer di sekolahnya dan bersifat rebellious terhadap orang tua, dan juga dia ini adalah orang yang pemalas. Suatu hari saat pulang sekolah dia memutuskan untuk berjalan kaki dan tidak menaiki bus, saat melewati sebuah taman dia tak tesangaja terjatuh ke dalam sebuah lubang. Di dalam lubang ini dia menemui arwah gentayang bernama Emily, seorang gadis yang sudah mati selama 90 tahun.

Soalnya aku ngerti rasanya jatuh cinta itu kayak gimana! Rasanya kehilangan! Rasanya ditinggalin! Aku nggak mau hal serupa terjadi sama orang lain!
Setelah keluar dari lubang itu Anya tak sengaja membawa tulang mayat Emily yang menyebabkan arwah Emily untuk ikut bersama Anya kemanapun dia pergi. Pada awalnya Anya ingin mengembalikan Emily ke lubang di taman itu tapi setelah menghabiskan waktu bersama Emily, Anya mulai merenungkan niat itu karena dia senang berteman dengan Emily yang membantunya dalam ujian, memberinya nasehat tentang fashion, dan cara mendapatkan pria idamannya. It was fun at first tapi hal ini tentunya tak bertahan lama karena lama kelamaan jati diri Emily yang sebenarnya pun terungkap dan Anya tidak menyukainya. Instead of being her friend now she's her worst enemy.


Cerita yang ditawarkan buku ini sangat simple dan jika boleh aku katakan sangat mudah ditebak, tapi meskipun begitu tetap saja ini merupakan buku yang menarik untuk dibaca. Aku sangat menyukai sosok karakter Anya yang sangat outspoken dalam bicaranya (kecuali pada saat bertemu pria yang dia sukai) dan dia bukanlah tokoh utama yang cengeng (aku sangat tidak menyukai buku yang karakter utamanya cengeng).

Sebenarnya, tidak ada adegan spesial yang menonjol bagiku di buku ini, semuanya biasa-biasa saja di mataku. I must say, gambar-gambar disini bagus tapi biasa. Maksudku, cara penggambaran novel grafis ini adalah gambar tokoh-tokoh kartun yang sudah biasa kita lihat. Aku sempat berfikir sepertinya buku ini lebih baik apabila full color, tapi setelah aku pertimbangkan lagi masalahnya bukan di gambarnya tapi memang ceritanya yang menurutku tergolong biasa.

Hal yang mengejutkan bagiku adalah dimana karakter-karakter di buku ini (hampir semuanya) menggunakan "lu-gua" yang menurutku kurang cocok saja. Aku malah jadi menganggap buku ini memang adalah novel grafis Indonesia bukan terjemahan.

Secara keseluruhan, buku ini tidak jelek dan tidak terlalu bagus juga. It falls in the middle lah bagiku, tapi tidak rugi juga menurutku untuk mencoba buku ini siapa tahu kalian lebih menyukainya daripadaku. Toh, aku tidak merasa rugi membeli buku ini karena setelah membaca buku ini aku langsung mencari novel grafis lainnya karena sepertinya novel grafis sudah mulai menjadi tren (dont quote me on this, cause I don't know if it's even true hehe)

© books-over-all ©

2 comments:

  1. Sama, saya juga merasa kurang cocok sama penggunaan "lu-gue" nya dan entah kenapa malah jadi terkesan agak kasar, hehe. Oya salam kenal kak, blognya bagus :D

    ReplyDelete
    Replies
    1. Memang kurang pas pake "lu-gua" di buku ini ya ternyata ada juga yang merasakan hal yang sama hehe. Hai! Salam kenal juga, aww thanks!:D

      Delete