Penulis: Trinity
Penerbit: B-first
Tebal: 260
Format: Paperback
Terbit: September, 2014
Harga: Rp55.200 (BukaBuku)
Rating: 3 / 5 stars
Date started: May 26, 2015 - Date finished: May 27, 2015
Sinopsis:
Kalau umumnya orang Indonesia jalan-jalan maksimum dua minggu, Trinity jalan-jalan selama satu tahun penuh! Ia telah mencapai lebih dari 144.577 km dan berkunjung ke 22 negara di dunia.Apa saja sih yang harus dipersiapkan kalau mau jalan-jalan selama lebih dari 365 hari? Wuihh, pasti nggak kebayang deh. Mulai dari hal dasar seperti baju, bahan makanan, akomodasi, mengurus transportasi, sampai urus visa ke sana kemari.Berbekal perencanaan matang dan tekad “gimana di sana lah ntar”, Trinity mantap melangkahkan kakinya dan bertualang mengitari bumi.Di buku The Naked Traveler: 1 Year Round the World Trip Part 1 ini, kita akan diajak jalan-jalan keliling Eropa, Brasil, Cile, Peru, dan Ekuador. Mulai dari mengunjungi negara baru bernama Republik Uzupis, menangis di kamp konsentrasi Nazi di Auschwitz, menginap di penjara tua di Ljulbljana, mendaki kota Inca yang hilang di Machu Picchu, memancing ikan piranha di Sungai Amazon, hingga berenang bersama ratusan singa laut di Galapagos!
Review:
The Naked Traveler: 1 Year Round The World Trip Part 1 adalah buku pertama dari Trinity yang aku baca. Buku ini bercerita tentang perjalanan Trinity mengelilingi dunia dalam waktu setahun. Perjalanan Trinity disini dibagi menjadi dua buku dan ini adalah buku pertamanya dalam duologi One Year Round the World Trip.
Pada buku pertama duologi One Year Round the World Trip ini pembaca dibawa penulis untuk membaca pengalaman perjalanannya ke negara-negara Eropa Timur (Rusia, Lithuania, Estonia) ada juga beberapa negara Amerika Selatan (Brazil, Cile, Peru, dan Ekuador). Kebanyakan negara yang dikunjungi oleh Trinity ini sangat menarik karena ada beberapa negara-negara yang tergolong underrated menurutku, alias jarang di-expose oleh para travellers. Jadi, kita bisa lebih tahu keunikan negara-negara yang selama ini overlooked. Misalnya, Ekuador yang ternyata memang terletak persis di garis khatulistiwa.
Aku pikir sebuah buku travel tidak akan lengkap tanpa adanya tips & trik yang diberikan oleh penulisnya. Di awal buku ini (mungkin) bukan bisa dibilang tips & trik secara langsung tapi bisa disimpulkan sebagai itu. Kita ditunjukkan bagaimana si penulis melakukan ritual sakral sebelum bepergian, which is packing. Disini kita bisa meniru cara packing ala backpacker si penulis jika kita ingin bepergian jauh dan tidak ingin merepotkan diri sendiri dengan bawaan berat.
Ada juga bagian-bagian informatif seperti bab Berbahagialah Jadi Orang Indonesia yang berisi berbagai macam perbandingan antara hal-hal yang ada di Indonesia dengan hal-hal yang ada di negara-negara lain. Ada yang bisa dibanggakan, ada juga yang pantas membuat kita malu sebagai orang Indonesia. Bagian informatif lain, yaitu pengalaman hostel-hostel yang pernah ditinggali si penulis. This section left me an impression kalau misalnya tinggal di hostel itu sebenernya untung-untungan. Kalau untung dapet yang bagus, murah, dan banyak benefitnya. Tapi kalau engga untung yaudah deh dinikmatin aja :))
Tempat yang paling aku sukai dari buku ini tentu saja:
Machu Picchu [source] |
Pastinya Machu Picchu, tempat ikonik ini yang sebelumnya hanya bisa aku lihat di film-film setelah diceritakan oleh Trinity juga membuat appeal tempat ini semakin menarik dan membuatku semakin ingin melihatnya secara langsung! By the way, dari buku ini juga aku tahu bahwa jumlah turis yang boleh masuk ke tempat ini dibatasi loh!
Singkat cerita , buku yang lumayan menghibur untuk dibaca. Aku rasa ada beberapa hal yang perlu ditambahkan. Salah satunya adalah foto-fotonya! Aku dan temanku (yang memiliki buku ini) sama-sama merasa buku ini foto-fotonya kurang banyak. Meskipun memenuhi permintaan ini bisa susah-susah-mudah karena kalau kebanyakan fotonya tulisannya mau diletakkan dimana? *banyak mau*
Well then, semoga aku bisa membaca buku keduanya segera! But I must admit it is not on the top of my TBR pile. Jadi mungkin akan agak lama sampai aku bisa membaca buku keduanya.
© books-over-all ©
No comments
Post a Comment