SOCIAL MEDIA

Sunday, January 4, 2015

Book Review: Unplanned Love by Jenny Thalia Faurine

Penulis: Jenny Thalia Faurine
Penerbit: Elex Media Komputindo
Tebal: 308
Format: Paperback
Terbit: September, 2014
Harga: Rp 47,040 (BukaBuku)
Rating: 3½ / 5 stars

Date started: Desember 27, 2014 - Date finished: Januari 3, 2015

Sinopsis:
Unplanned Love, cinta yang tidak direncanakan. Yang dimulai dari menghilangnya Cyntia, sahabat Runa. Runa harus bertemu dengan Seta, mantan tunangan Cyntia yang memaksa Runa untuk menggantikan posisi Cyntia sebagai tunangannya.
Ternyata terlalu banyak kebencian di hati Seta yang membuatnya tega memperlakukan Runa seperti itu. Runa stres, dia lalu berusaha melarikan diri sambil mencari keberadaan Cyntia, tetapi Seta selalu berhasil mengikutinya. Runa tersiksa dengan kehadiran Seta, ditambah dia harus menyelesaikan naskah yang sudah diberikan deadline oleh sang editor. Rasanya Runa hampir gila dengan semua ini.
Review:
Unplanned Love menceritakan kisah dua orang sahabat yang bernama Runa dan Cintya. Selama berteman dengan Cintya, Runa selalu dianggap sebagai sidekick Cintya yang lebih cantik dan menarik dari dirinya. Suatu hari, Cintya menghilang tanpa sebab dan tak memberitahu Runa kemana dia pergi. Setelah Cintya hilang, ada hal aneh yang terjadi pada Runa tiba-tiba ada seorang lelaki yang mengajaknya menikah begitu saja out of the blue dan dengan cara yang memaksa juga. Tentu saja karena Runa masih memiliki akal sehat dia menolaknya selain karena dia tidak kenal lelaki itu, dia juga percaya bahwa sebuah pernikahan harus didasari oleh cinta (ironisnya Runa adalah seorang philophobia).
"Cinta itu egois dan selalu nyakitin. Tapi cinta juga saling menyayangi dan menyembuhkan satu sama lain. Kalo lo pernah disakitin itu berarti lo tinggal cari penyembuhnya. Jangan mau diam tanpa berusaha untuk menyembuhkan."
Tapi sayangnya jawaban "tidak" dari Runa itu bukanlah jawaban yang diinginkan lelaki itu yang bernama Seta (dipelesetkan jadi Seta(n) disini). Lelaki itu bersikeras ingin menikahi Runa sehingga dia rela membuntuti kemanapun Runa pergi seperti seorang stalker. Dimulailah siklus kejar-kejaran Runa dan Seta dalam usaha Seta menikahi Runa dia akan menempuh segala cara.
He needs a chance. A chance from her. He needs the second and another chance
Biarkan aku memulai dengan mengatakan bahwa ini adalah buku buntelan pertamaku di BBI (so, yeay for me!!) sebelumnya aku belum pernah membaca novel-novel karya Jenny sebelumnya tetapi sudah berkenalan dengan orangnya lewat grup whatsapp dan ternyata Unplanned Love ini adalah buku keenamnya dan aku cukup puas membaca novel ini.

Hal yang kusuka disini adalah eksekusi tema cerita yang menurutku belum ada yang menyamai (sejauh aku membaca). Tapi, jika kita berbicara dari segi tema sendiri memang ini tema novel romance yang sudah sangat umum yaitu "benci-jadi-cinta" tapi cara menguraikan tema ini sendiri menjadi sebuah cerita di novel ini adalah hal yang berbeda dari yang lain if I must say so myself.
Aku cuma bisa berdiri di belakang kamu, mendukungmu dan mendoakanmu tanpa henti. Tahukah kamu tentang itu? Aku hanya ingin, kamu bisa menjadi orang yang lebih baik-dengan atau tanpa aku.
Hal lain yang kusukai adalah karakter-karakter utama di buku ini sepertinya sudah tergambarkan dengan sangat baik dari segi karakteristiknya sehingga aku merasa mengenal mereka di buku ini. Tetapi karakter Seta (yang digambarkan sebagai orang yang jahat dan tidak memiliki hati) sendiri justru menurutku kurang jahat karena aku tidak merasakan kekesalan yang mendalam terhadap si Seta ini.

Satu hal lagi yang kusukai dari novel ini, bagian terkuaknya rahasia-rahasia atau jawaban-jawaban dari pertanyaan yang kita miliki terkait ceritanya masih bisa mengejutkanku (bukan terkejut kaget, namun lebih ke membuatku menaikkan satu alis saat membacanya).
"Selalu ada sesuatu untuk menjadi perbandingan agar sesuatu itu mendapat pengakuan. Tapi nggak semua orang punya pengakuan yang sama akan satu hal. Kamu bilang menikah dipaksa itu adalah benar, aku bilang itu salah. Itu wajar, karena salah atau benar adalah perspektif masing-masing. Di dunia ini nggak ada yang benar-benar salah atau benar. Yang menurutmu itu benar dan baik, menurutku itu adalah salah. Begitulah hidup."
Yang sangat disayangkan dari buku ini adalah adanya typo dalam bahasa indonesianya dan grammatical error dalam penggunaan bahasa inggrisnya. Sebenernya aku tidak terlalu terganggu dengan typo di buku ini karena menurutku pembaca masih bisa mendapat maksud dari kalimat itu sendiri. Tetapi, grammatical error inilah yang menggangguku dan membuatku harus menurunkan ½ bintang dari rating buku ini. Beberapa contohnya, di salah satu judul bab ditulis Does She Needs a Summer Fling? yang seharusnya adalah Does She Need a Summer Fling? lalu ada kalimat "You really need a holiday, Runa." dan balasan kalimatnya adalah "Am I?" padahal harusnya "Do I?"

Oh ya!! satu lagi mungkin seharusnya ada footnote untuk apa arti philophobia mungkin saja ada pembaca yang tidak mengetahui artinya seperti aku yang belum pernah mendengarnya sebelumnya....(oke, ini nggak penting banget). Tapi aku sekarang sudah tau apa artinya!!

Tapi secara keseluruhan, aku sangat menyukai cerita di novel ini. Sejujurnya aku sangat ingin tahu kelanjutan ceritanya sehingga waktu aku di dalam pesawat menuju Surabaya aku membacanya sampai hampir habis. Namun, aku menyelesaikan novel ini karena banyak sekali distractions ketika sudah sampai rumah.

© books-over-all ©

No comments

Post a Comment