SOCIAL MEDIA

Sunday, December 11, 2016

Book Review: Anak-Anak Masa Lalu by Damhuri Muhammad

Penulis: Damhuri Muhammad
Penerbit: Marjin Kiri
Tebal: 121
Format: Paperback
Terbit: Juni, 2015
Harga: Rp29,700 (Marjin Kiri)
Rating: 3½ / 5 stars

Date started: 2 November, 2016 - Date finished: 3 November, 2016

Sinopsis:
Ditengah maraknya tren penulisan fiksi yang kian berkutat pada cerita-cerita dan permasalahan remaja kota besar, Damhuri Muhammad tetap setia menjelajah inspirasi sastranya dari pergulatan hidup di udik.

Dari legenda tentang manusia anjing, jimat sakti preman pasar, cinta terlarang, jurus silat, dan korupsi yang berurat sampai ke pelosok, Damhuri menunjukkan bahwa ditengah gempuran modernitas yang memabukkan, orang-orang biasa tetap membawa dalam diri mereka jejak-jejak masa lalu yang tak terhapuskan.
Review:
Anak-Anak Masa Lalu karya Damhuri Muhammad ini merupakan kumpulan cerita yang menurutku berbeda dari buku kumcer yang pernah aku baca sebelumnya. Cerita-cerita di dalam buku cerpen ini semuanya berisi cerita yang latar tempatnya daerah pinggiran seperti desa, bukan di kota-kota urban. Di dalam buku cerpen ini juga di beberapa ceritanya terdapat unsur-unsur magical realism ala Indonesia alias kepercayaan lokal seperti macam tahayul, sihir hitam dan kawan-kawannya.

Memang seperti buku kumcer biasanya, susah untuk menyukai semua cerpen yang ada di dalamnya. Pasti ada beberapa yang disukai, beberapa biasa aja dan mungkin beberapa tidak disukai. Aku selalu memberikan rating untuk buku kumcer berdasarkan berapa banyaknya cerpen yang aku sukai di buku tersebut. Untuk buku ini, lebih banyak cerpen yang aku sukai dan akhirnya buku kumcer ini aku nobatkan sebagai buku kumcer terbaik yang pernah aku baca sejauh ini.
Dari pagi ke pagi, mulut-mulut itu, satu demi satu, bagai beralih-rupa menjadi toa. Bila toa di surau mengumandangkan azan, maka toa-toa segala rupa yang terpancang seperti antena itu begitu kemaruk memancarkan gunjing, asung, dan pitanah, bahkan sekali-dua melepas umpat dan maktan.

Apa jadinya lemang tanpa tapai? Tanpa manis tapai, manalah mungkin legit lemang dapat digapai? Barangkali itu sebabnya buah tangan yang kau bawa dari pekan ke pekan tiada beralih dari lemang-tapai.
Semua cerpen di dalam buku ini sudah pernah dimuat di surat kabar. Harus kuakui, aku belum pernah mendengar nama Damhuri Muhammad sebelum membaca buku ini. Aku membeli buku ini waktu itu secara impulsif saat aku ingin membeli buku A.S. Laksana di website Marjin Kiri. Daripada membayar ongkir untuk satu buku saja, aku memutuskan untuk membeli buku ini juga setelah melihat beberapa review yang ada untuk buku ini. Looking back, itu keputusan yang baik ternyata karena aku tidak menyesal membeli buku ini.

Terdapat 14 cerpen di buku ini. Beberapa cerpen yang aku sukai adalah (tentu saja) "Anak-Anak Masa Lalu", yang menjadi judul untuk buku kumcer ini. "Reuni Dua Sejoli" dan "Dua Rasa, Dua Kematian" juga salah dua dari beberapa judul cerpen yang aku sukai. Di "Dua Rasa, Dua Kematian" aku rasanya sedang membaca retelling Romeo & Juliet, karena mengisahkan pasangan yang ingin sekali berama tapi dihalangi restu kedua belah pihak. Sedangkan di "Reuni Dua Sejoli" meskipun ceritanya tentang dua orang yang seharusnya bisa bersama tetapi tidak, hidup merenungkan apa jadinya hidup mereka apabila bisa bersama dan menghadapi realita hidup yang mereka jalani sekarang.

Banyak lagi cerpen yang aku sukai sebenarnya cuma yang melekat di pikiranku hanya tiga cerpen itu saja karena memang aku sudah membaca buku kumcer ini sejak sebulan yang lalu, jadi maafkan resensi yang tidak berkualitas ini. Aku merekomendasikan buku ini untuk para pecinta kumcer ataupun orang yang ingin mencoba kumcer, bisa menjadi perkenalan pada tulisan Damhuri Muhammad (walaupun ini bukan buku kumcer pertamanya). Menurutku belum banyak yang membaca buku ini karena CMIIW, Marjin Kiri juga masih termasuk penerbit Indie yang bukunya belum tersedia di toko-toko besar. Tetapi yang pasti aku ingin mencoba buku-buku Marjin Kiri yang lain.

That's all for now!

No comments

Post a Comment