SOCIAL MEDIA

Friday, July 24, 2015

Book Review: Proyek Maut by Eddie Sindunata

Judul: Proyek Maut
Penulis: Eddie Sindunata
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama
Tebal: 344
Format: Paperback
Terbit: Mei, 2015
Harga: Rp54.500 (BukaBuku)
Rating: 3 / 5 stars

Date started: 15 Juli 2015 - Date finished: 20 Juli 2015

Sinopsis:
Seorang konglomerat Indonesia tewas dibunuh di tengah kepadatan lalu lintas Jakarta. Komisaris Hardi mendapat tugas untuk mengusut kasus pembunuhan yang menghebohkan ini, yang ternyata disusul oleh jatuhnya korban-korban berikutnya.

Penyelidikan Hardi menunjukkan bahwa para korban itu terkait sebuah proyek raksasa yang masih dirahasiakan. Proyek itu melibatkan banyak orang penting dan berkuasa di negeri ini. Kini Hardi harus berpacu dengan waktu untuk memecahkan misteri proyek raksasa tersebut sekaligus menangkap sang pembunuh demi mencegah jatuhnya korban-korban berikutnya, termasuk dirinya sendiri.

Pada saat yang bersamaan, Hardi juga harus berjuang menyelamatkan putri tunggalnya dari aksi seorang psikopat yang telah melakukan serangkaian pembunuhan berantai.
Review:
Komisaris Hardi adalah anggota kepolisan yang sedang naik daun di Polda Metro Jaya. Ketika seorang konglomerat Indonesia dibunuh di tempat terbuka, Komisaris Hardi terpilih untuk menyelidiki dan menyelesaikan kasus ini. Dalam proses menyelidiki kasus ini, Komisaris Hardi dibantu oleh anggota-anggota kepolisian dari berbagai departemen.

Awalnya, Hardi mengira hanya akan menyelidiki satu kasus pembunuhan saja. Tapi tak lama kemudian beberapa konglomerat dan ada juga pejabat negara yang ikut menjadi korban pembunuhan ini. Pembunuhan ini diduga dilakukan oleh orang yang sama, karena modus operandinya selalu sama. Setelah menyelidiki lebih dalam Hardi menemukan bahwa korban-korban di kasus ini semuanya terkait dalam suatu proyek rahasia "Proyek Mega Subway" yang sebenarnya adalah proyek pembangunan kereta bawah tanah (subway) di Jakarta.

Selain kasus utama tentang Proyek Mega Subway. Hardi juga terpaksa terbawa menyelidiki kasus lain ketika teman anaknya diculik, diperkosa, dan dibunuh oleh seorang penjahat pedofil. Anak Komisaris Hardi, Evi menjadi saksi utama dari kasus ini yang berarti nyawanya juga terancam.

Di antara banyaknya jumlah novel romance yang ditulis oleh banyak penulis Indonesia ada juga yang venture ke genre thriller seperti Eddie Sindunata ini. Salut! Mencoba menulis di genre yang jarang kita temui ditulis oleh penulis Indonesia. Ada beberapa hal yang patut diacungi jempol untuk novel ini.

Pertama, ceritanya yang mudah dicerna. Ya, ceritanya, plotnya, dan segala-galanya sangat mudah diikuti. Meskipun ini melibatkan kepolisian sebagai latar belakang karakter-karakter utamanya tidak ada bahasa yang susah dipahami. It was quite easy to read, tidak ada pembahasan terminologi hukum atau kepolisian yang mungkin bisa membuat bingung pembaca. Tetapi, mungkin kecuali kata "noktah" yang awalnya menurutku aneh saat membacanya (tapi ini mungkin karena faktor pengetahuan kosakata bahasa Indonesia saya yang lemah hehehe). Membaca buku Proyek Maut ini serasa menonton serial tipe-tipe police procedural macam Law & Order atau Blue Bloods.

Kedua, kasus yang diangkat tergolong menarik. Kasus yang diangkat mengenai pembangunan subway di Jakarta dan bagaimana susahnya merealisasikan proyek yang ambisius ini. Dibalut juga dengan permainan kotor para konglomerat kelas atas di Indonesia dan juga ada bumbu dendam pribadi cerita ini sangat menarik diikuti. Ada satu hal yang menurutku cukup realistis di cerita ini yaitu macetnya Jakarta. Seringkali aksi yang dilakukan karakter di buku ini terhalang oleh macet disana-sini, coba bayangkan saja jika benar-benar terjadi dan kepolisian Indonesia terhalang kemacetan saat mengejar penjahat (menurutku akan sangat lucu haha).

Yah tentu saja ada juga beberapa hal yang kurang aku sukai dari cerita ini adalah karakterisasi para tokohnya. Dari semua tokoh yang ada di cerita ini tidak ada satupun tokoh yang aku (sebagai pembaca) merasa kenal, semua karakter ini tidak diberikan sifat atau trait masing-masing yang membuat mereka berbeda antara satu sama lain. Sebenarnya ada satu karakter yang lebih menonjol sifatnya dari yang lainnya, yaitu Evi (anak Komisaris Hardi) anak 12 tahun yang sepertinya masih memiliki sifat kekanak-kanakan. Other than that, this book lacks memorable characters.

Hal lain lagi adalah banyaknya karakter di dalam novel ini mulai dari anggota-anggota polisinya, grup-grup yang terlibat dalam proyek Mega Subway, dan karakter-karakter lainnya. Untuk polisinya juga disertakan jabatan-jabatannya yang pada akhirnya aku pun tidak menghiraukannya dan tidak merepotkan diri untuk menghafalkannya satu persatu.

Oh ya, yang terakhir mungkin aku ingin mengatakan bahwa ada beberapa percapakan yang terkesan terlalu formal ya? (mungkin perasaanku saja) seperti percapakan dengan tukang bakso saja sangat formal yang pada kehidupan nyata tidak bisa aku bayangkan kalo ada orang yang berbicara seperti itu dengan tukang bakso.

P.S.: Terima kasih Jenny yang sudah berbaik hati meminjamkan buku ini :)

© books-over-all ©

1 comment: