Judul: A Scent of Love in London
Penulis: Indah Hanaco
Penerbit: Elex Media Komputindo
Tebal: 376
Format: Paperback
Terbit: Februari, 2015
Harga: Rp51.840 (BukaBuku)
Rating: 3 / 5 stars
Date started: 15 Mei 2015 - Date finished: 18 Mei 2015
Sinopsis:
Review:Ivana Zelde bukan sosok sempurna yang diimpikan para gadis. Dia penderita disleksia bahkan hingga sampai taraf tidak mampu membaca, dikhianati kekasih dengan cara yang sulit dibayangkan memang terjadi di dunia nyata. Karena kekurangannya, seumur hidup Ivana dihujani perhatian yang justru dianggap menyesakkan.Hugh Joaquin Levine pernah berada di puncak dunia. Hingga kecelakaan di Valencia seakan merenggut udara dan gravitasi dari hidup Hugh. Semua jungkir balik dan membuat cowok itu berakhir dalam kondisi menyedihkan.Hugh pernah sangat ingin mengakhiri hidupnya, hingga bertemu dengan Ivana. Lalu dunia bergerak cepat di sekitar mereka, termasuk perasaan yang terus bertumbuh tanpa bisa dihalau. Namun mereka punya terlalu banyak perbedaan sehingga sulit untuk tetap bersama. Tapi, apakah Hugh kembali menyerah dan melepaskan Ivana dengan mudah? Karena tanpa Ivana, Hugh takkan bisa bahagia lagi.
A Scent of Love in London merupakan cerita cinta antara dua orang dari dunia yang berbeda. Hugh Joaquin Levine dan Ivana Zelde. Hugh memiliki hidup yang sempurna. Dia adalah seorang pembalap mobil dari London yang cukup handal dan sedang naik daun, dia sedang mempersiapkan debut-nya di dunia balap Formula One, memiliki pacar seorang model yang cantik, dan berasal dari keluarga yang kaya raya. Ivana adalah seorang perempuan asal Indonesia yang memiliki disleksia parah sehingga menjadikannya sebagai anak yang terlalu dikekang oleh keluarganya.
Pada saat uji coba Formula One, Hugh mengalami kecelakaan yang menyebabkan salah satu matanya menjadi buta sehingga dia tidak bisa melanjutkan impiannya menjadi seorang pembalap Formula One. Ivana, karena patah hati oleh kelakuan mantan pacarnya memutuskan untuk pergi berlibur ke London. Meski memang pada awalnya tidak diperbolehkan akhirnya dia bisa tetap berlibur ke London.
Hugh yang dipenuhi dengan rasa depresi dan diputuskan oleh pacar modelnya, Claudia memutuskan untuk mencoba membunuh dirinya karena sudah tidak bisa lagi menjadi pembalap—yang merupakan impiannya semenjak kecil dan satu-satunya hal yang ia cintai. Pada percobaan bunuh dirinya ini, Hugh memutuskan untuk melakukannya di Oxford Street yang terkenal di London. Ia berencana untuk menyeberang asal-asalan agar ditabrak oleh sebuah kendaraan. Namun, percobaan bunuh dirinya ini berhasil dicegah oleh Ivana yang kebetulan melihat Hugh dan menyadari bahwa Hugh akan melakukan suatu hal yang berbahaya. Setelah pertemuan ini Hugh dan Ivana ketertarikan mereka antara satu sama lain mulai tumbuh.
"Tidak, ini kesalahanku. Aku tidak bisa meyakinkanmu dengan baik kalau aku memang jatuh hati padamu. Ivana, sekarang aku baru menyadari artinya hidup. Dan aku mensyukuri hari itu, saat otakku terlalu bebal untuk melihat apa yang sudah Tuhan berikan padaku. Sehingga aku malah mencoba mengakhiri hidupku. Aku bersyukur percobaan pertama dan kedua gagal, sehingga aku punya kesempatan untuk melakukan yang ketiga san bertemu denganmu. After I felt in love with you. I'm so in love with my life."
Buku ini merupakan buku pertama Indah Hanaco yang aku baca dan menurutku cukup bagus ceritanya. Sebenarnya premis cerita ini agak mengingatkanku pada The Fault in Our Stars, dua insan yang memiliki suatu bentuk disabilitas jatuh cinta antara satu sama lain, saling menerima kekurangan satu sama lain, saling mendukung, dan saling membantu satu sama lain menanggulangi kekurangan yang mereka miliki.
Yang perlu diacungi jempol dari buku ini adalah si penulis memasukkan detil-detil yang menurutku cukup lengkap mengenai dunia balap mobil Formula One, sehingga orang yang awam dengan dunia balap-membalap tak perlu merasa bingung mengikuti cerita di buku ini. Hal ini mungkin bisa disebabkan karena di awal si penulis menceritakan bahwa dia memang penyuka olahraga Formula One. Hal lain yang menurutku unik adalah setting lokasi yang diambil oleh si penulis ini bukan tempat-tempat mainstream di London yang semua orang ketahui (atau setidaknya menurutku begitu) salah satunya seperti event Notting Hill Festival yang sebelumnya tidak pernah kuketahui dan ada di mata kuliah Event Management yang sedang kupelajari saat ini karena merupakan salah satu event pertama yang pernah ada di dunia.
"Love is never logical, Ivana. You know why? Because a logical thing is not love."
Ada hal yang menurutku janggal di buku ini yaitu dialog antara Ivana dan Hugh, disini dialog antara Ivana dan Hugh menggunakan bahasa Indonesia dan ada juga terkadang percampuran dengan bahasa Inggris. Yang membingungkan dan janggal untukku adalah di cerita ini Hugh adalah seorang warga negara asli London (seorang bule) jadi seharusnya kan dia berbicara dengan Ivana memakai bahasa Inggris tapi disini dialog mereka menggunakan bahasa Indonesia. Oke, mungkin masih bisa diterima apabila memang dialog yang digunakan penulis sebenarnya dimaksudkan sebagai versi Indonesia dari dialog Inggris yang seharusnya. Tapi disini ada beberapa dialog yang bercampur antara bahasa Inggris dan bahasa Indonesia. Nah, hal seperti ini jadi membuatku berfikir berarti Hugh mengerti bahasa Indonesia dan mereka berbicara campuran antara bahasa Indonesia dan Inggris. Padahal anehnya Hugh sendiri di cerita ini tidak mengerti apa-apa tentang Indonesia. Mungkin ini hanya aneh untukku saja dan tidak untuk pembaca lain. Apakah ada yang merasa seperti ini?
Selain kejanggalan di atas, aku juga menemukan beberapa grammatical error dalam penggunaan bahasa Inggris di buku ini. Ya memang kesalahan-kesalahan kecil yang mungkin tidak masalah bagi beberapa orang tapi untukku sendiri ya agak bermasalah.
Untuk menutup, buku ini adalah buku yang cukup bagus bagi pecinta cerita romance dengan karakter yang memiliki flaws, yang dibumbui dengan esensi dunia olahraga, dan settingnya tidak di Indonesia. Jika kalian termasuk salah satu dari pecinta cerita tersebut, maka buku ini cocok untuk kalian:)
© books-over-all ©
No comments
Post a Comment