Penulis: Dan Brown
Penerjemah: Ingrid Dwijani Nimpoeno, Berliani M. Nugrahani
Penerjemah: Ingrid Dwijani Nimpoeno, Berliani M. Nugrahani
Penerbit: PT. Bentang Pustaka
Tebal: 644
Format: Paperback
Terbit: September, 2013
Harga: Rp 106,250 (PengenBuku)
Rating: 5 / 5 stars
Date started: 25 Agustus, 2014 - Date finished: 29 Agustus, 2014
Sinopsis:
Tempat tergelap di nerakadicadangkan bagi merekayang tetap bersikap netral di saat krisis moral.Tengah malam, Robert Langdon terbangun di rumah sakit dan syok saat mendapati dirinya ada di Florence, Italia. Padahal, ingatan terakhirnya adalah berjalan pulang setelah memberi kuliah di Harvard. Belum sempat Langdon memahami keganjilan ini, dunianya meledak dalam kekacauan. Di depan mata, dokter yang merawatnya ditembak mati. Langdon berhasil lolos atas bantuan Sienna Brooks, seorang dokter muda yang penuh rahasia.Dalam pelarian, Langdon menyadari bahwa dia memiliki sebuah stempel kuno berisi kode-kode rahasia ciptaan ilmuwan fanatik yang terobsesi pada kehancuran dunia berdasarkan mahakarya terhebat yang pernah ditulis—Inferno karya Dante. Ciptaan genetis ilmuwan tersebut mengancam kelangsungan umat manusia, Langdon harus berpacu dengan waktu memecahkan teka-teki yang berkelindan dalam puisi-puisi gelap Dante Alighieri. Belum lagi, dia harus menghindari sepasukan tentara berseragam hitam yang bertekad menangkapnya.
Review:
Sang master, Dan Brown, sekali lagi menunjukkan kegeniusannya mengolah sejarah, seni, kode, dan simbol dalam sebuah kisah yang tak terlupakan. Setelah Da Vinci Code, Angels & Demons, dan The Lost Symbol, Inferno kembali menegaskan kejayaan Dan Brown sebagai perajut kisah luar biasa.
Sang master, Dan Brown, sekali lagi menunjukkan kegeniusannya mengolah sejarah, seni, kode, dan simbol dalam sebuah kisah yang tak terlupakan. Setelah Da Vinci Code, Angels & Demons, dan The Lost Symbol, Inferno kembali menegaskan kejayaan Dan Brown sebagai perajut kisah luar biasa.
"Tempat-tempat paling gelap di neraka disediakan bagi mereka yang tetap netral di saat krisis moral. - Bertrand Zobrist"Petualangan simbologis Amerika, Robert Langdon kali ini dimulai dengan dia terbaring di sebuah rumah sakit. Dia tidak tahu mengapa dia disana, bagaimana dia bisa ada disana, dan apa yang telah terjadi pada dirinya. Setelah siuman Robert disambut dokter-dokter yang merawatnya yaitu dr. Marconi dan dr. Sienna Brooks, anehnya tak ada satupun dari mereka yang memiliki aksen Amerika. Mereka mengatakan kepada Robert bahwa dia datang ke rumah sakit itu dalam keadaan berdarah dan menggumamkan kata "ve...sorry. ve...sorry" lalu pingsan, setelah diperiksa Langdon ternyata mengalami retrograde amnesia akibat luka tembak di kepalanya yang menyebabkan hilangnya beberapa ingatannya tentang apa yang terjadi dan apa yang dia lakukan beberapa hari yang lalu sebelum terbaring di rumah sakit itu. Seolah kurang mengkhawatirkan, pada saat melihat keluar jendela Langdon mengetahui dimana rumah sakit itu sebenarnya dan dia sadar dia bukan lagi ada di Boston melainkan di Florence.
Langdon langsung duduk tegak di ranjang, rasa nyeri meledak di dalam kepalanya. Dia melawan denyut-denyut menyakitkan itu dan memusatkan pandangan ke menara itu.Di sisi lain ada oknum rahasia yang sedang mengejar Langdon bernama Konsorsium karena diduga jawaban-jawaban yang dimiliki Langdon ada hubungannya dengan klien mereka. Pada malam itu juga di rumah sakit datanglah agen Konsorsium, Vayentha yang ditugaskan memburu Langdon, karena tak ingin mati karena diburu dia pun melarikan diri dari rumah sakit itu dengan bantuan Sienna, tanpa tujuan yang jelas mereka pergi ke apartemen Sienna. Di apartemen Sienna, hal yang mengejutkan terjadi, Sienna menemukan sebuah kantong rahasia jaket Harris Tweed Langdon yang tidak pernah dilihat sebelumnya dan menemukan tabung berlabel biohazard lengkap dengan fingerprint scanner yang hanya bisa dibuka oleh Langdon. Isi dari tabung itu akan membawa Langdon ke dalam petualangan yang menegangkan, mengejutkan dan tentunya penuh intrik dan simbol-simbol. His most exciting adventure yet!
Langdon mengenal bangunan Abad Pertengahan itu dengan baik.
Hanya ada satu bangunan seperti itu di dunia.
Sayangnya, bangunan itu juga terletak enam ribu lima ratus kilometer jauhnya dari Massachusetts.
Cerita Langdon kali ini terfokuskan oleh karya sastra yang terkenal pada masanya The Divine Comedy by Dante Alighieri.
"Percayalah, aku tahu bagaimana rasanya merasa sendirian... jenis terburuk kesepian di dunia adalah isolasi yang berasal dari kesalahpahaman, hal itu dapat membuat orang kehilangan genggaman mereka pada realitas. - Sienna Brooks"I'm a huge fan of Dan Brown, jadi pastilah at some point aku akan membaca karya terbarunya yakni Inferno - Neraka. Aku harus mengatakan bahwa buku ini adalah cerita petualangan Robert Langdon favoritku, buku ini diceritakan melalui sudut pandang orang ketiga dan ada point of view berbagai macam karakter jadi kita merasakan apa yang dirasakan berbagai macam karakter di buku ini tidak hanya karakter utamanya, Robert Langdon. Alur buku ini maju, mudah dipahami dan sangat seru! I didn't have the power to put it down;)
For me personally, menariknya buku ini adalah karena ceritanya yang sangat menarik. Disini isu utama yang diangkat oleh penulis adalah isu overpopulation yang diduga bisa memberi dampak buruk pada kehidupan manusia di masa-masa yang akan datang. Dibalut dengan berbagai macam karya sastra seperti The Divine Comedy by Dante Alighieri dan juga lukisan penggambarannya yaitu La Mappa dell'Inferno (Map of Hell) by Botticelli dan karya-karya artistik lainnya serta bangunan-bangunan megah di kota-kota indah yang ternyata memiliki makna terselubung.
La Mappa dell'Inferno by Botticelli [source] |
Additional information (personally):
Isu-isu yang diangkat oleh Dan Brown menurutku selalu membuat pembacanya bertanya "apakah benar hal ini akan terjadi? atau bisa terjadi?" hal ini selalu terjadi padaku saat membaca karyanya, tapi pada buku ini aku paling merasakannya dan meskipun buku ini fiksi menurutku ini bisa saja tampak real. Overall, buku ini sangat menarik bagiku dan aku menyarakan bagi yang belum pernah membaca karya-karya Dan Brown sebaiknya segera memulainya!
© books-over-all ©
No comments
Post a Comment