SOCIAL MEDIA

Wednesday, January 20, 2016

Book Review: Love, Lemon, and The Last Kiss by Ida Ernawati

Penulis: Ida Ernawati
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama
Tebal: 192
Format: E-book
Terbit: Juni, 2015
Harga: Rp38.400 (BukaBuku)
Rating: 2 / 5 stars

Date started: 17 Januari, 2016 - Date finished: 19 Januari, 2016

Sinopsis:
Meski Delia tergila-gila lemon yang kecut, tapi urusan kisah cinta, ia penggemar kisah cinta supermanis. Buat Delia, cerita tentang kesetiaan dan ketulusan Ardan merawat dan mendampingi istrinya masuk ke kategori kisah supermanis.

Namun, ketika kekaguman terhadap kisah Ardan yang manis itu perlahan berubah menjadi cinta, Delia terjebak dalam dilema.

Delia menekan perasaannya dalam-dalam terhadap Ardan dan memutuskan menerima cinta Reza yang gigih memperjuangkannya. Delia belajar satu hal: kisah cinta sejati tak selalu berjalan mulus dan manis. Seperti lemon yang kecut tapi menyehatkan, ujian kesetiaan membuat nilai cinta menjadi lebih berharga.
Review:
Delia bekerja sebagai Public Relations officer di The Lemon, hotel baru di kawasan kota Batu yang bernuansa putih dan kuning seperti buah lemon. Delia sangat menyukai pekerjaannya dan tempat kerjanya, disini dia memiliki banyak teman seperti Tommy, Anya dan juga teman baiknya Iyar. Tetapi ada satu orang rekan kerjanya yang selalu membuatnya kesal, namanya Ardan. Ardan ini adalah bagian dari keluarga yang dulunya memiliki hotel yang sekarang menjadi The Lemon. Meskipun Ardan sellar membuat Delia kesal, ia tak pernah bisa benar-benar membenci Ardan. Salah satu alasannya adalah karena kisah cintanya yang bittersweet dengan istrinya yang mengalami koma.

Suatu hari Delia datang menjenguk istri Ardan untuk melihat keadaannya dan juga meminta maaf kepada Ardan atas perseteruan yang sebelumnya terjadi di kantor. Pada saat Delia menjenguk dan berbincang-bincang dengan Ardan mereka berciuman. Ciuman tersebut adalah sebuah kekhilafan, tapi untuk Delia ciuman itu membangunkan rasa sukanya kepada Ardan. Delia tidak pernah berani mengungkapkannya ke Ardan karena dia tidak ingin merebut suami orang dan juga tidak ada tanda-tanda bahía Ardan juga menyukainya balik.

Di sisi lain, Delia sedang mennangani salah satu acara di hotelnya. Acara tersebut ternyata berhubungan dengan Reza, teman lamanya yang jelas-jelas memiliki perasaan untuknya. Di sinilah dilema Delia mulas muncul, selama dia menangani acara yang berhubungan dengan Reza, semakin cepat juga pergerakan Reza untuk mendekati Delia. Delia sebenarnya tidak memiliki perasaan kepada Reza karena dalam hatinya dia hanya memiliki tempat untuk Ardan tetapi Delia juga sadar bah kemungkinan dia bisa bersama Ardan tipis. Kemudian keadaan juga semakin rumit waktu Reza melamar Delia.
"Sebenarnya cinta bisa mendewasakan seseorang. Itu kalau orang itu siap untuk jatuh cinta. Makanya, jangan meremehkan jatuh cinta."
Buku kedua yang dibaca di aplikasi iJak, dipilih karena halamannya yang tipis waktu lags bingung mau baca apa tapi nggak mau baca yang berat-berat. Suka sih sama ceritanya dan endingnya meskipun aku cenderung ke arah nggak suka sama karakter di dalamnya dan ini hal yang gawat untukku karena aku tipe pembaca yang jika sudah kesal sama suatu karakter dalam sebuah cerita tingkat kenikmatan membacaku bisa berkurang drastis. Itulah yang terjadi di novel ini juga.

Untuk cerita sendiri aku mengapresiasi penulis yang nggak melulu-melulu nulis cerita dengan setting di ibukota. Setting buku ini di Batu dan sebagai warga Jawa Timur yang meskipun nggak tinggal di Batu aku pernah beberapa kali kesana. Jadi suka aja dengan setting yang berbeda ini yang juga memudahkanku untuk membayangkan suasana di novel ini karena pengalaman sendiri. Kemudian cara penulis mengolah ceritanya juga bagus. Dari away sampai akhir yang mengalir dengan baik menggunakan bahasa yang mudah dibaca, menurutku alurnya agak sedikit terlalu cepat juga mungkin karena jumlah halamannya yang tipis. Aku sebenarnya mengharapkan lebih banyak penjelasan tentang profesi Delia sebagai PR officer karena aku seorang mahasiswa komunikasi yang belajar PR juga pasti pensaran bagaimana si penulis menggambarkan seorang PR officer, meskipun disini kebanyakan hanya digambarkan dengan kegiatan menangani event dan juga program CSR saja.
"Memang, sering kali kita nggak boleh terlalu benci pada sesuatu. Karena beda benci dan cinta itu terkadang setipis tisu toilet!"
"Berusahalah untuk setia. Setia karena pasangan kita baik-baik saja, itu biasa. Tetapi setia ketika ada hal khusus yang terjadi pada pasangan kita, itu hanya untuk orang-orang berkelas. Dan aku yakin, kamu adalah perempuan berkelas."
Membaca buku ini agak mengingatkanku pada novel Orange karena karakter utamanya sama-sama memiliki kesukaan terhadap suatu buah. Bedanya di Orange, Faye suka memakan buah jeruk disini Delia suka meminum infused water dengan buah lemon. Dan seperti yang aku pernah bilang di review-ku tentang Orange aku juga merasa bahwa buah yang menjadi obsesi karakternya ini hanya semacam pajangan semata. Karakter Delia sendiri ini untukku terkesan whiny dan sewaktu-waktu agak seperti drama queen. Yang paling aku kurang sukai adalah karakter Ardan yang super duper jahat deh pokoknya, aku kesal sekali terkadang saat membaca dialog si Ardan ini. Karakter yang aku sukai malah si Iyar dan Reza. Tentu saja karena alasan yang cukup jelas, Iyar itu satu-satunya orang yang paling logis di buku ini dan dia itu sosok teman yang sangat baik. Sedangkan Reza itu tipe cowok yang sepertinya idaman para cewek karena dia mau banget berjuang dan para kaum hawa mau banget kan diperjuangkan.

Yang menyelamatkanku dari ketidaksukaanku terhadap dua karakter utama di dalam buku ini adalah endingnya yang realistis sekali. Hal yang aku jamin 100% terjadi di kehidupan nysta dan bukan di film-film maupun sinetron. Aku tidak kecewa sama sekali dengan ending buku ini, justru mungkin aku kecewa apabila ending-nya berbeda dari ini.

© books-over-all ©

No comments

Post a Comment